Rabu, 01 Juni 2011

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN MASA DEPAN

Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yang pesat merupakan fenomena penting yang dialami dunia hanya semenjak dua abad ini. Dalam periode tersebut dunia telah mengalami perubahan yang sangat nyata apabila dibandingkan dengan periode sebelumnya. Sampai abad ke-18 kebanyakan masyarakat di berbagai negara masih hidup pada tahap subsistem dan mata pencarian utamanya adalah dari melakukan kegiatan di sector pertanian, perikanan dan berburu.

Dua hal penting yang harus diperhatikan dalam membicarakan masalah pertumbuhan ekonomi, antara lain :
1.  Faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara.
2.  Teori-teori yang menerangkan faktor penting yang menentukan pertumbuhan.


Ekonomi Indonesia tetap dapat tumbuh dan akan terus membaik di tahun-tahun berikutnya, bahkan Indonesia berpeluang menjadi negara maju. Prospek perekonomian Indonesia menjadi diskusi utama dalam acara Excecutive Brief Pimpinan DPD RI dan MPR RI bersama para pakar ekonomi. Ketua Pimpinan DPD RI, Irman Gusman didampingi Wakil Ketua DPD RI GKR Hemas, sementara Ketua Pimpinan MPR RI, Taufik Kiemas hadir bersama Wakil Ketua MPR RI, Melani Leimena Suharli dan Hajriyanto Y. Tohari. Pakar ekonomi yang menjadi narasumber yaitu Umar Juoro dan Iman Sugema dan dihadiri oleh masing-masing Ketua Fraksi MPR RI, jajaran Ketua Kelompok DPD di MPR RI, dan jajaran Ketua Komite IV DPD RI. Acara ini dilangsungkan di ruang rapat Pimpinan DPD RI lantai 8, Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (8/3).
Ketua DPD RI, Irman Gusman, mengatakan Excecutive Brief ini dilaksanakan dalam rangka mendapatkan masukan pemikiran dari pakar ekonomi mengenai proyeksi perekonomian Indonesia ke depan, terutama tentang gambaran APBN, indikator keberhasilan ekonomi, dan realitas ekonomi rakyat. “Perekonomian Indonesia saat ini sedang menghadapi tantangan besar, terutama setelah penerapan free trade”, ujar Irman. Selanjutnya, Irman mengatakan globalisasi di satu sisi akan memberikan nilai positif, namun juga akan memberikan dampak buruk terhadap ketahanan ekonomi nasional, khususnya bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia. “DPD RI tentu memiliki perhatian terhadap permasalahan pembangunan ekonomi, karena jika pembangunan ekonomi lambat, maka yang akan merasakan dampaknya adalah masyarakat daerah”, kata Irman.
Dalam presentasinya, Umar Juoro dan Iman Sugema menyatakan keoptimisannya atas prospek cerah ekonomi Indonesia. Data yang dihimpun oleh Umar indikator ekonomi Indonesia yang menguat terlihat dari stabilitas ekonomi terjaga baik dalam jangka menengah, inflasi rendah, suku bunga dapat diturunkan, dan nilai rupiah cenderung menguat. “Pada perekonomian jangka menengah secara sektoral pertumbuhan tinggi pada sektor non-tarded seperti telekomunikasi, perumahan, dan keuangan. Sementara, sektor traded seperti industri manufaktur, pertanian dan pertambangan butuh revitalisasi”, jelas Umar. Dalam pemaparannya, Umar menyarankan agar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi perlu dukungan pembangunan infrastruktur dan perbaikan iklim investasi. “Jika perkembangan ekonomi berlanjut, maka tidak menutup kemungkinan Indonesia berpeluang untuk menjadi negara maju dalam sepuluh-dua puluh tahun ke depan”, ujar Umar optimis.
Pernyataan Umar tersebut juga disetujui oleh Iman Sugema. Ia menyebutkan prospek Indonesia ke depan akan sangat cerah. Dalam presentasinya, Iman membandingkan keadaan ekonomi Indonesia sebelum dan setelah krisis 1998. Menurut data yang diterangkan Iman, ekonomi Indonesia sekarang yaitu: pertumbuhan ekonomi setelah krisis menjadi lebih rendah, setelah krisis inflasi lebih tinggi dan growth-nya rendah, high saving dan low investment. “Sebenarnya Indonesia masih punya potensi pertumbuhan yang tinggi, kalau kita mampu memanfaatkan saving yang ada di masyarakat,” ujar Iman. Selanjutnya, Iman mengatakan bahwa tahun 2010-2014 perekonomian global memulih, sehingga ekspor impor dunia akan meningkat. “Syarat supaya Indonesia bisa memanfaatkan kesempatan ini yaitu daya saing kita meningkat, tapi kalau melihat tren sekarang daya saing kita sedang menurun”, kata Iman.
Dalam sesi diskusi, Ketua MPR RI Taufik Kiemas menanyakan apakah pendapatan per kapita US$ 6800 di tahun 2019 seperti yang diperkirakan oleh Umar dapat terwujud dengan keadaan pemerintah seperti sekarang. Umar menjawab dinamika demokrasi di Indonesia berjalan baik dan ekonomi Indonesia masih bisa maju dengan sumber daya alam yang kaya, serta industri yang terus meningkat, hanya infrastrukturnya masih perlu diperbaiki. Acara ini juga dimanfaatkan bagi para peserta untuk mendapatkan masukan dari para pakar mengenai masalah kebijakan moneter, fiskal, cara menaikkan investasi, dan cara membangun daerah berdasarkan prioritasnya.

sumber: http://dpd.go.id

PEMBANGUNAN

Teori pembangunan dalam ilmu sosial dapat dibagi ke dalam dua paradigma besar,yaitu modernisasi dan ketergantungan.
Paradigma modernisasi mencakup teori-teori makro tentang pertumbuhan ekonomi dan perubahan sosial dan teori-teori mikro tentang nilai-nilai individu yang menunjang proses perubahan.
Paradigma ketergantungan mencakup teori-teori keterbelakangan (under-development) ketergantungan (dependent development) dan sistem dunia (world system theory) sesuai dengan klassifikasi Larrain (1994). 

Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya peren­canaan. Istilah pembangunan bisa saja diartikan berbeda oleh satu orang dengan orang lain, daerah yang satu dengan daerah lainnya, Negara satu dengan Negara lain.  Namun secara umum ada suatu kesepakatan bahwa pemba­ngunan merupakan proses untuk melakukan perubahan (Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah, 2005).

Proses pembangunan terjadi di semua aspek kehidupan masyarakat, ekonomi, sosial, budaya, politik, yang berlangsung pada level makro (nasional) dan mikro (commuinity/group). Makna penting dari pembangunan adalah adanya kemajuan/perbaikan (progress), pertumbuhan dan diversifikasi.  

Pembangunan adalah sumua proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana. Sedangkan perkembangan adalah proses perubahan yang terjadi secara alami sebagai dampak dari adanya pem­bangunan (Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah, 2005).

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada dasarnya pembangunan tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan, dalam arti bahwa pembangunan dapat menyebabkan terjadinya pertumbuhan dan pertumbuhan akan terjadi sebagai akibat adanya pembangun­an. Dalam hal ini pertumbuhan dapat berupa pengembangan/per­luasan (expansion) atau peningkatan (improvement) dari aktivitas yang dilakukan oleh suatu komunitas masyarakat.
 
PENGANGGURAN

PENGANGGURAN (TUNA KARYA)
adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.


JENIS - JENIS PENGANGGURAN
  1. Pengangguran friksional  adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerna penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja.
  2. Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka  pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, pedagang durian yang menanti musim durian.
  3. Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.


PENYEBAB PENGANGGURAN

Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.

sumber: http://id.wikipedia.org