Jumat, 19 Oktober 2012

Pernalaran Induktif


PERNALARAN INDUKTIF

Pernalaran mempunyai beberapa pengertian, yaitu : (1) proses berpikir logis, sistematis, terorganisasi dalam urutan yang saling berhubungan sampai dengan simpulan, (2) menghubung – hubungkan fakta atau data sampai dengan suatu simpulan, (3) proses mengalisis suatu topik sehingga menghasilkan suatu simpulan atau pengertian baru. (4) Dalam karangan terdiri dua variabel atau lebih, pernalaran dapat diartikan mengkaji, membahas, atau menganalisis dengan menghubung – hubungkan variabel yang dikaji sampai menghasilkan derajat hubungan dan kesimpulan (5) Pembahasan suatu masalah sampai menghasilkan suatu simpulan yang berupa pengetahuan atau pengertian baru.

          Proses bernalar pada dasarnya ada dua macam yaitu induktif dan deduktif. Disini saya akan membahas lebih jauh tentang pernalaran induktif. Pernalaran induktif adalah proses berpikir logis yang diawali dengan observasi data, pembahasan, dukungan pembuktian, dan diakhiri dengan kesimpulan umum. 

Pernalaran induktif terdiri dari tiga macam, yaitu :

1.  Generalisasi adalah proses pernalaran berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala ( data) yang bersifat khusus, serupa, atau sejenis yang disusun secara logis dan diakhiri dengan kesimpulan yang bersifat umum.
Contoh :  Setelah ujian anak-anak kelas 5 diperiksa, ternyata   Amir, Cato, Lisa, dan Kokom mendapat nilai 8. Anak-anak yang lain mendapat nilai 7. Hanya Maman yang mendapat nilai 6, dan tidak seorang pun mendapat nilai kurang  dari 6. Jadi dapat dikatakan anak kelas 5 cukup pandai.

2.  Analogi adalah proses pernalaran berdasarkan pengamatan terhadap gejala khusus dengan membandingkan atau mengumpamakan suatu objek yang sudah teridentifikasi secara jelas terhadap objek yang dianalogikan sampai dengan kesimpulan yang berlaku umum.
Contoh : Tomy meraih kepandaian, kebesaran, dan kekayaan, sifatnya akan menjadi rendah hati dan dermawan. Begitu pula dengan padi yang semakin berisi, ia akan semakin merunduk. Apabila padi itu kosong, ia akan berdiri tegak. Seperti itulah sifat Tomy yang saya kenal.

3.  Hubungan Kausal adalah pernalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Dalam kaitannya dengan hubungan kausal, ada tiga hubungan antarmasalah, yaitu sebagai berikut :
a.       Sebab-Akibat
Sebab akibat ini berpola A menyebabkan B. disamping itu hubungan ini dapat berpola A menyebabkan B, C,D dan seratusnya. Jadi, dari satu peristiwa yang dianggap penyebab kadang-kadang lebih dari satu.
Contoh : Dikarenakan pengemudi metromini yang mabuk, akibatnya metromini yang dikendarainya menabrak seorang pengendara motor.
b.      Akibat-Sebab
Akibat sebab ini dapat kita lihat pada peristiwa seseorang yang pergi kedokter, kedokter merupakan akibat dan sakit merupakan sebab. Akan tetapi, dalam pernalaran jenis akibat-sebab ini, peristiwa sebab merupakan simpulan.
Contoh : Roni dirawat di rumah sakit karena dia menderita infeksi lambung.
c.       Akibat-Akibat
Akibat-akibat adalah suatu pernalaran yang menyiratkan penyebabnya peristiwa “akibat” langsung disimpulkan pada suatu “akibat” yang lain.
Contoh : Kemacetan terjadi di jalan Dewi Sartika diakibatkan karena banjir yang terjadi karena penumpukan sampah di selokan.

Sumber : Google e-book, Bahasa Indonesia: mata kuliah pengembangan kepribadian di perguruan tinggi