Kamis, 22 Maret 2012

 SEPUTAR KENAIKAN BBM

    Akhir - akhir ini sedang marak - maraknya perbincangan seputar kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) banyak pihak yang menyatakan pro dan kontra perihal masalah tersebut. Pihak yang menyatakan dukungannya terhadap kenaikan BBM tersebut berpendapat bahwa BBM terpaksa harus dinaikan karena harga minyak dunia juga melonjak naik, agar anggaran bisa dihemat sampai 57 trilyun, pada jaman orde baru harga BBM pernah mencapai Rp. 8.500,- jadi kalau sekarang masih sekitar Rp. 6.500,- wajar kalau dinaikan, subsidi BBM tidak banyak membantu rakyat kecil. Sedangkan untuk pihak yang kontra berpendapat bahwa kenaikan BBM hanya akan menyengsarakan rakyat kecil karena akan berdampak pada naiknya berbagai kebutuhan pokok masyarakat seperti beras, sayur-sayuran dan sebagainya.
    Saat ini angka kemiskinan di Jakarta saja sudah mencapai 30,2 juta jiwa. Dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di perkirakan tingkat kemiskinan juga akan bertambah hingga 12,5% juga dengan naiknya tingkat inflasi mencapai 2,5%. Pemerintah berjanji akan membantu rakyat kecil dengan cara memberikan BLT sebesar Rp.150.000,-/bln selama 9 bulan sehingga akan terlihat bahwa pemerintah tetap membela rakyat kecil. Namun itu adalah kesalahan, ibarat seorang ibu yang memberi anaknya makan di suapin hanya selama 9 bulan namun setelah 9 bulan di manja, anak itu di biarkan harus mencari makan sendiri setelahnya. Bagaimana nasib rakyat kecil setelah 9 bulan itu? apakah mereka di paksa untuk memanggul beban itu sendiri lagi tanpa bantuan? Sepertinya BLT itu sangat tidak efektif. Dalam praktiknya berdasarkan pengalaman yang sudah ada bahwa penyaluran BLT pun tidak 100% sampai ke tangan rakyat miskin. Karena dalam perjalanannya, Uang BLT itu harus di potong untuk berbagai pihak. Dan juga ada banyak partai ikut berkepentingan memanfaatkan BLT untuk politik pencitraan.
    Rencana kenaikan BBM per April 2012 dari Rp. 4500 menjadi Rp. 6000 ini mengundang reaksi dari banyak pihak terutama dari pihak-pihak kontra. Terjadi demo di berbagai kota untuk menentang kebijakan pemerintah yang di anggap hanya menyengsarakan rakyat kecil.
    Beberapa demo terkait masalah BBM diantaranya :
  • Sekitar 100 orang mahasiswa yang tergabung dalam empat organisasi yakni HMI, PMII, GMKI, dan PMKRI cabang Jayapura pada hari kamis 22 Maret 2012 mengadakan demo terkait kenaikan BBM.
  • Ratusan buruh dari Aliansi Serikat Buruh/Serikat Pekerja Kabupaten Tangerang dan Tangsel menggelar unjuk rasa di depan kantor Gubernur Banten terkait BBM.
  • Ratusan ibu yang tergabung dalam Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia DPD Malang menggelar aksi unjuk rasa menolak rencana kenaikan harga BBM.
  • Belasan mahasiswa yang tergabung dalam Barisan Mahasiswa Merdeka Kabupaten Pamekasan, Kamis 22/3/2012, menggelar demonstrasi anti kenaikan BBM.
  • Aksi penolakan kenaikan harga BBM di kampus Unhas, Makassar, Jl Perintis Kemerdekaan, Km 10, Makassar, berujung rusuh. Satu unit mobil minivan dibakar kelompok mahasiswa.
    Contoh di atas hanyalah sekian dari banyaknya tanggapan kontra masyarakat Indonesia terkait kenaikan BBM tersebut. Masih banyak lagi demonstrasi yang lebih ekstrim yang terjadi di negara kita akhir-akhir ini. Apa tanggapan pemerintah melihat gejolak ini? Katanya negara Demokrasi tetapi aspirasi ribuan rakyat tidak di dengar, apakah pemerintah masih tetap bersikukuh menaikan harga BBM April nanti? Saran saya sebagai warga negara yaitu janganlah pemerintah menaikan harga BBM, sebaiknya dana itu di ambil dari di turunkannya gaji anggota DPR. Mereka sepertinya tidak butuh gaji tinggi lagi karena mereka sudah diberikan fasilitas mewah.Kalau DPR setuju dengan turunnya gaji mereka untuk alokasi dana ke BBM sehingga rakyat kecil tidak di bebankan dengan naiknya berbagai kebutuhan, Itulah baru namanya wakil rakyat sejati...
    Semoga keputusan final yang akan di ambil nanti bisa di fikirkan pemerintah untuk jangka panjang ke depannya dan terutama tidak merugikan rakyat.
:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar