KEBIJAKAN DEVIDEN
Salah satu kebijakan yang harus diambil oleh manajemen adalah pembagian laba yang diperoleh perusahaan selama satu periode akan dibagikan sebagian untuk deviden dan sebagian lagi dibagikan dalam laba ditahan.
Kebijakan deviden adalah kebijakan yang menentukan berapa banyak laba yang harus dibayarkan atau dibagikan (disebut deviden) dan berapa banyak laba yang harus ditanam kembali di dalam perusahaan (disebut laba ditahan). Kebijakan deviden merupakan bagian integral dari keputusan pembelanjaan perusahaan.
Sedangkan pengertian deviden sendiri adalah pendapatan bagi pemegang saham yang dibayarkan setiap akhir periode sesuai dengan persentasenya. Persentase dari laba yang akan dibagikan sebagai deviden kepada pemegang saham disebut sebagai deviden payout ratio. Deviden payout ratio menentukan jumlah laba yang dapat ditahan perusahaan sebagai sumber pembelanjaan. Deviden payout ratio merupakan deviden kas tahunan dibagi dengan laba per lembar saham (EPS). ratio ini menunjukan persentase perusahaan yang dibayarkan kepada para pemegang saham biasa perusahaan berupa deviden kas. Apabila laba perusahaan saat ini ditahan dalam jumlah besar, berarti laba yang akan dibayarkan sebagai deviden menjadi lebih kecil.
Laba ditahan merupakan salah satu aspek sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan. Di sisi lain, deviden membentuk aliran kas yang semakin banyak mengalir ke tangan pemegang saham.
Saham biasa (common stock) adalah surat berharga dalam bentuk piagam atau sertifikat yang memberikan pemegangnya bukti atas hak-hak dan kewajiban menyangkut andil kepemilikan dalam suatu perusahaan. Agio saham merupakan selisih lebih harga jual saham dengan nilai saham nominal (harga jual lebih besar dari nilai nominal sehingga laba). Sebaliknya, disagio saham adalah nilai nominal lebih besar dari harga jual sehingga rugi.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya pembagian deviden yang dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham diantaranya :
- Posisi likuiditas perusahaan
Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama untuk keputusan deviden. Oleh karena itu, deviden merupakan aliran kas keluar, maka semakin besar posisi kas perusahaan dan likuiditas perusahaan berarti semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar devidennya. Apabila manajemen ingin menjaga atau memelihara likuiditas salam rangka melindungi terhadap ketidakpastian dan agar mempunyai fleksibilitas finansial, kemungkinan perusahaan tidak akan membayar deviden dalam jumlah yang besar.
- Kebutuhan dana untuk membayar hutang
Semakin besar kebutuhan dana perusahaan untuk membayar hutang, maka semakin kecil kemampuan perusahaan untuk membayar deviden. Pendapatan perusahaan akan digunakan terlebih dahulu untuk memenuhi kebutuhan dananya (semua proyek investasi yang menguntungkan) baru sisanya untuk pembayaran deviden.
- Tingkat pertumbuhan perusahaan
Jika pertumbuhan perusahaan berkembang dengan baik, maka akan mempengaruhi deviden yang diterima oleh pemegang saham mengalami perkembangan yang baik pula.
Posisi likuid bukanlah satu - satunya cara untuk menyediakan fleksibilitas finansial dan perlindungan terhadap ketidakpastian. Apabila perusahaan mempunyai kemampuan yang tinggi untuk mendapatkan pinjaman, juga merupakan fleksibilitas finansial yang tinggi sehingga kemampuan untuk membayar deviden juga tinggi.
Perusahaan yang keuntungannya relatif stabil seringkali dapat memperkirakan bagaimana keuntungannya di kemudian hari. Maka perusahaan seperti itu kemungkinan besar akan membagikan keuntungannya dalam bentuk deviden dengan persentase yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang keuntungannya berfluktuasi. Perusahaan yang kurang stabil tidak yakin benar, apakah harapan keuntungannya dalam tahun - tahun mendatang dapat terlaksana, karena itu dari keuntungannya yang sekarang ini akan ditahan suatu bagian yang cukup besar. Sebab deviden yang akan rendah lebih mudah dipertahankan apabila keuntungan agak merosot di kemudian hari.
Tingkat return (keuntungan) aset akan menentukan manakah yang relatif lebih menarik, membagikan keuntungan dalam bentuk deviden kepada pemegang saham (yang akan menggunakannya di tempat lain) atau tetap menggunakannya dalam perusahaan itu.
Perusahaan besar sudah mantap dengan profitabilitas yang tinggi dan keuntungan yang stabil, dengan mudah dapat masuk ke pasar modal atau memperoleh macam - macam dana dari luar perusahaan untuk membiayai kegiatannya. Sebaliknya, perusahaan kecil yang masih baru atau agak gegabah adalah lebih riskan bagi calon investor. Sebab kemampuannya untuk meningkatkan modal atau untuk memperoleh pinjaman dari pasar modal terbatas, dan untuk membiayai operasinya ia harus menahan laba bersih yang banyak. Karena itu, perusahaan yang mantap akan mempunyai tingkat deviden yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan kecil atau masih baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar